Menganalisa dan menginterpretasikan lesi secara tepat merupakan bagian yang penting dalam menegakkan diagnosis penyakit. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan akan cara mendeskripsikan Lesi pada Jaringan Rongga Mulut dengan baik. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai Lesi pada Jaringan Rongga Mulut, Selamat membaca!
Ada 5 poin penting untuk mendeskripsikan Lesi pada Jaringan Lunak Rongga Mulut, yaitu :
1. Lokasi
Merupakan tempat ditemukannya lesi. Pada rongga mulut misalnya mukosa bukal, palatal, lidah, dasar mulut, gingiva, vestibule, retromolat pad, trigone area, hanular notch atau maxillary tuberocity. Pada oropharynx misalnya pada tonsil, posterior dinding pharynx, anterior dinding mulut dan langit-langit lunak. Lesi juga dapat ditemukan di kulit sekitar mulut juga bibir.
2. Morfologi
Merupakan bentuk dari lesi. Terdapat 3 jenis bentuk lesi yaitu elevated lesions, depressed lesions dan flat lesions.
merupakan lesi yang permukaannya di atas bidang normal mukosa (menyembul ke atas). Terbagi menjadi lesi blisteform dan non blisteform.
Lesi Blisteform : adalah lesi yang berisi cairan. Terdiri dari vesikel, bula dan pustula.
- Vesikel : memiliki diameter kurang dari sama dengan 0,5 cm dan mengandung musin atau serum.
- Bula : diameter terbesarnya lebih dari 0,5 cm dan mengandung musin atau serum bahkan bisa darah
- Pustula : mengandung nanah, memiliki berbagai ukuran dan berwarna kekuningan.
Lesi Non Blisterform : adalah lesi yang tidak berisi cairan. Terdiri dari papula, nodula, tumor dan plak.
- Papula : memiliki diameter kurang dari sama dengan 0,5 cm.
- Nodula : memiliki diameter antara 0,5-2,0 cm.
- Tumor : memiliki diameter lebih dari 2,0 cm.
- Plak : memiliki diameter lebih dari 0,5 dengan puncak agak datar.
Merupakan lesi yang permukaannya berada di bawah bidang normal mukosa. Terdiri dari ulcer, atrofi dan pits/blind pouches.
- Ulcer : merupakan luka terbuka di kulit/jaringan mukosa yang menunjukkan disintegrasi pada jaringan bertahap dan nekrosis dengan hilangnya bagian epidermis atau epitel yang melewati batas lapisan basal sampai jaringan ikat.
- Atrofi : beberapa lesi depressed disebabkan oleh atrofi atau jaringan parut yang memiliki permukaan epitel utuh.
- Pits/Blind Pouches : lesi ini disebabkan oleh kegagalan fusi lengkap selama perkembangan embriogenesis.
Merupakan lesi yang permukaannya berada sejajar dengan bidang normal mukosa. Terdiri dari makula dan patch.
- Makula : lesi datar pada epidermis/mukosa dengan warna abnormal (biasanya berwarna biru, coklat atau hitam) yang bukan disebabkan oleh hilangnya papila lingual. Ukuran diameternya kurang dari sama dengan 1 cm.
- Patch : sama seperti makula namun memiliki diameter atau ukuran lebih besar yaitu lebih dari 1 cm.
3. Warna
Warna lesi dapat berupa warna merah, putih, abu-abu, hitam, biru, merah muda, ungu, kuning, coklat atau transparan.
4. Ukuran
Merupakan panjang dan lebar serta tinggi dari lesi tersebut. Dapat dibandingkan dengan ukuran struktur anatomi normal tempat lesi tersebut berada.
5. Konsistensi
Merupakan ketetapan dari lesi dapat berupa lesi yang dapat berpindah (mobile), lesi yang indurated (keras), lesi yang terasa kenyal saat disentuh, lembut atau dapat cair.
Sekian artikel mengenai Lesi pada Jaringan Lunak Rongga Mulut, semoga bermanfaat!
Sumber : M. A. Kahn and J. M. Hall, The ADA
Practical Guide to Soft Tissue Oral Disease, vol. 6, no. 2. 2019.
Thanks infonya sangat bermanfaat
BalasHapusππ½ππ½ππ½
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusmakasih infonyaa
BalasHapusmantap kak ditunggu konten berikutnyaπ
BalasHapusRequest materi ipd dong kak hihih
BalasHapusnais info
BalasHapusMakasih infonya, ga sia sia jadi kadept pendpro
BalasHapusmakasiih infonya qaqa
BalasHapus